You have been astrayed to an obsessed girl's blog named Sapu!
Please flounder your stay.
Quick Facts
Sapu
17 y.o.
High School Student
See Through

Shout Up and Drive
ShoutMix chat widget
Outer Space






Old Cases
Juli 2008
September 2008
Oktober 2008
November 2008
Desember 2008
Januari 2009
Februari 2009
Maret 2009
April 2009
Mei 2009
Juni 2009
Juli 2009
Kitchen
Design and Code
Sapu
Image Upload
Photobucket
Blog Host
Blogger
Rabu, Juli 16, 2008
You'll never beat us!
Ya. Kau. Tak. Akan. Pernah. Mengalahkan. Kami.
Dalam bidang apa? Kami? Yeah, kami, yang gue maksud 'kami' adalah member ALAIJ*. Ngga ada yang bisa ngalahin pengalaman gue ini. You know what? Guess what?
Mari didaftar kegiatan anak kelas 2 normal di SMAN 8. Masuk, leha-leha sebentar, guru masuk, perkenalan, langsung belajar, dan heboh dengan bilingual-bilingual dan kroco-kroconya. Ya, mipa jd pake bahasa inggris sebagian. Satu kata dari gue, norak.
Dan yang lebih norak adalah... hei, bukankah udah gue bilang ga ada yang bisa ngalahin kami? Ya. Kami menang dalam hal noraknya. Sedikit depresi akibat liburan yang hanya dirasakan dua minggu, semester dua dimulai dengan teriakan melengking temen gue. Tidak hanya lima menit. Teriakan itu sahut menyahut sampai sekitar tiga puluh menit. Terdengar sampai ujung lorong. Keberisikan hanya karena suatu film (yang belum gue tonton, sial) Ah, sebodo. Gue pun ikutan melengking dengan nada yang lebih rendah. Suara upacara anak kelas satu pun tak terdengar. Betul-betul autis.
Yak, tapi bukan itu. Bukan hanya menang norak. Tapi menang mental juga. Biasanya, apa yang kau lakukan hari pertama sekolah setelah naik ke kelas dua? Mungkin tak jauh berbeda dengan kebiasaan anak kelas dua normal di SMAN 8 yang gue sebut tadi. Gue juga udah pernah ngerasain, waktu SMP. Merasa jago karena udah kakak kelas. Yaah, hal-hal standar macam itulah. Tapi pernahkah kau menghadapi minggu pertamamu dengan pe-er sampai halaman 71 dan mendapati temanmu sudah mengerjakan sampai halaman 95? Freak, eh? Miris memang, tapi gue udah terbiasa. Dibanting-banting dengan kenyataan nilaimu 72 padahal skbm 74 pun gue udah kebal. Menghadapi minggu ulangan dua minggu ke depan ini pun, gue udah mati rasa.
Mental, ya. Mental gue udah terlatih untuk menerima aja... Entah baik atau buruk. Yang pasti, selain temen-temen yang tak tergantikan, guru yang asyik dan kompeten, serta AC yang lebih dingin dari kelas reguler, membuat gue selalu merasa bersyukur masuk ke kelas yang gue bisa jadi apa adanya. Ngga pake topeng. Belajar menerima. Gue terima temen gue ngatain 'cunblay', 'gembul', dan gue juga bebas nyanyi-nyanyi pake suara keras, ketawa terpingkal-pingkal sama guru, sampai ngomong 'mau èè' pun udah ga malu-malu lagi. Hahaha. Yaah, walau minus ga ada yang manga-freak kek gue. But I am me when I'm with them. Love ya guys!
And you'll never beat us.
Mau coba?
Duh, ni keypad '2abc' udah retak coba! Spasì udah mandek. Batere bocor. Mantap. Dan udah malem. Hohoho~ end of the post.
((* ALAIJ: Axel 9ahoeLz Anak Ibu Joes dan Jelnita -- nama kelas axel '09))
Hereby declared, 00.02.00. 1
CommentsDalam bidang apa? Kami? Yeah, kami, yang gue maksud 'kami' adalah member ALAIJ*. Ngga ada yang bisa ngalahin pengalaman gue ini. You know what? Guess what?
Mari didaftar kegiatan anak kelas 2 normal di SMAN 8. Masuk, leha-leha sebentar, guru masuk, perkenalan, langsung belajar, dan heboh dengan bilingual-bilingual dan kroco-kroconya. Ya, mipa jd pake bahasa inggris sebagian. Satu kata dari gue, norak.
Dan yang lebih norak adalah... hei, bukankah udah gue bilang ga ada yang bisa ngalahin kami? Ya. Kami menang dalam hal noraknya. Sedikit depresi akibat liburan yang hanya dirasakan dua minggu, semester dua dimulai dengan teriakan melengking temen gue. Tidak hanya lima menit. Teriakan itu sahut menyahut sampai sekitar tiga puluh menit. Terdengar sampai ujung lorong. Keberisikan hanya karena suatu film (yang belum gue tonton, sial) Ah, sebodo. Gue pun ikutan melengking dengan nada yang lebih rendah. Suara upacara anak kelas satu pun tak terdengar. Betul-betul autis.
Yak, tapi bukan itu. Bukan hanya menang norak. Tapi menang mental juga. Biasanya, apa yang kau lakukan hari pertama sekolah setelah naik ke kelas dua? Mungkin tak jauh berbeda dengan kebiasaan anak kelas dua normal di SMAN 8 yang gue sebut tadi. Gue juga udah pernah ngerasain, waktu SMP. Merasa jago karena udah kakak kelas. Yaah, hal-hal standar macam itulah. Tapi pernahkah kau menghadapi minggu pertamamu dengan pe-er sampai halaman 71 dan mendapati temanmu sudah mengerjakan sampai halaman 95? Freak, eh? Miris memang, tapi gue udah terbiasa. Dibanting-banting dengan kenyataan nilaimu 72 padahal skbm 74 pun gue udah kebal. Menghadapi minggu ulangan dua minggu ke depan ini pun, gue udah mati rasa.
Mental, ya. Mental gue udah terlatih untuk menerima aja... Entah baik atau buruk. Yang pasti, selain temen-temen yang tak tergantikan, guru yang asyik dan kompeten, serta AC yang lebih dingin dari kelas reguler, membuat gue selalu merasa bersyukur masuk ke kelas yang gue bisa jadi apa adanya. Ngga pake topeng. Belajar menerima. Gue terima temen gue ngatain 'cunblay', 'gembul', dan gue juga bebas nyanyi-nyanyi pake suara keras, ketawa terpingkal-pingkal sama guru, sampai ngomong 'mau èè' pun udah ga malu-malu lagi. Hahaha. Yaah, walau minus ga ada yang manga-freak kek gue. But I am me when I'm with them. Love ya guys!
And you'll never beat us.
Mau coba?
Duh, ni keypad '2abc' udah retak coba! Spasì udah mandek. Batere bocor. Mantap. Dan udah malem. Hohoho~ end of the post.
((* ALAIJ: Axel 9ahoeLz Anak Ibu Joes dan Jelnita -- nama kelas axel '09))
Label: Blog